Ciri Pengajar Sesat

2 Petrus 2:1-22

Peringatan bahwa akan muncul guru-guru palsu di tengah-tengah jemaat. Mereka dengan diam-diam memasukkan ajaran sesat yang berbahaya, bahkan ajaran yang menyangkal Tuhan, yang sudah menebus mereka. Rasul Petrus mengidentifikasi beberapa ciri guru-guru palsu ini: (1) menentang/melawan otoritas dunia maupun sorgawi; (2) mempromosikan hidup dalam hawa nafsu (seks, makan-minum, kekayaan) sebagai bentuk kemerdekaan; (3) tamak, mencari keuntungan finansial melalui ajaran dan “pelayanan”.

Banyak anggota jemaat yang akan mengikuti cara hidup guru-guru palsu itu, cara hidup yang sensual atau penuh hawa nafsu. Dan akibatnya adalah: mereka menyebabkan Jalan Kebenaran akan dihujat. Guru-guru paslu ini akan berusaha untuk mendapat keuntungan melalui kata-kata mereka. Mereka menjual ajaran untuk memperoleh keuntungan finansial (ayat 2-3).

Tetapi, guru-guru palsu ini pasti akan menerima hukuman Allah, penghakiman dan kehancuran mereka merupakan suatu keniscayaan. Allah akan menghukum mereka yang sesat, tetapi menyelamatkan orang-orang benar. Rasul Petrus memberi tiga contoh penghakiman Allah atas kesesatan/pemberontakan: atas malaikat-malaikat yang memberontak, atas manusia pada jaman Nuh, atas Sodom dan Gomora (ayat 4-9).

Petrus mendeskripsikan karakteristik dari guru-guru palsu dan mereka yang sesat: Pertama, mereka mengumbar hawa nafsu pemberontakan kepada otoritas, berani/nekad menghujat kemuliaan (yang bahkan para malaikatpun, yang lebih kuat dan powerful, tidak berani melakukannya), liar dan ngawur seperti hewan tak berakal (ayat 10-12).

Kedua, mereka hidup berfoya-foya dalam makan dan minum, matanya penuh nafsu zinah, hatinya terlatih dalam keserakahan, mereka mencemari persekutuan orang-orang kudus (ayat 13-14). Ketiga, mereka seperti Bileam yang menerima upah untuk melakukan perbuatan jahat: dengan kata-kata yang congkak dan hampa, dan menjanjikan kemerdekaan palsu: dengan hawa nafsu cabul memikat orang yang baru percaya dan belajar hidup benar sehingga kembali ke cara hidup yang lama (ayat 15-22).

Views: 9

This entry was posted in 2 Petrus, Perjanjian Baru, Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *