Makna Baptisan

Ibadah GKJ Karanganyar – Minggu, 10 Januari 2020

Markus 1:1-11

Baptisan adalah ritual atau sakramen yang diterima orang percaya. Ada yang dibaptis ketika masih anak-anak, dan kemudian mengaku percaya (sidhi) pada waktu ia sudah dewasa, ada pula yang dibaptis ketika ia sudah dewasa. Ada yang dibaptis dengan cara dipercik, ada yang menjalani baptis selam. Kapanpun dan apapun cara babtisan itu diterima, ada makna rohani penting di balik simbol babtisan.

Pelayanan Yohanes adalah penggenapan janji Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.” Yohanes melakukan pelayanannya dengan cara menyerukan pertobatan dan membaptis orang agar memperoleh pengampunan dosa.

Dalam perikop ini, dapat diidentifikasi ada tiga macam baptisan. Pertama, babtisan Yohanes yang diterima orang-orang yang datang; yaitu baptisan sebagai tanda pertobatan seseorang untuk menerima pengampunan dosa dari Allah. Tidak hanya membaptis, Yohanes mengajarkan perubahan hidup yang harus terjadi pada orang-orang yang menerima pelayanannya.

Kedua, baptisan Yohanes kepada Tuhan Yesus. Ini bukan baptisan pertobatan dan pengampunan dosa–sebab Tuhan Yesus itu tanpa dosa, sehingga tidak memerlukan pertobatan dan pengampunan dosa. Dalam catatan Matius, Yohanes mengatakan bahwa justru dialah yang harus dibaptis oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia harus dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah (Mat 3:13-15). Ketika Tuhan Yesus keluar dari air, langit terbuka dan Roh Allah turun ke atas-Nya, lalu terdengar suara dari sorga yang mengatakan: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan” (Mar 1:10-11).

Para penafsir Alkitab memaknai baptisan Tuhan Yesus ini dalam beberapa sisi: (1) pernyataan pengosongan Diri Tuhan Yesus, untuk menjadi sama dengan manusia; (2) simbol karya keselamatan yang akan dikerjakan Tuhan Yesus–kematian-Nya dan kebangkitan-Nya; (3) pernyataan perkenan Allah, pelantikan Tuhan Yesus untuk memulai pelayanan-Nya.

Ketiga, babtisan yang dilakukan Tuhan Yesus kepada orang percaya, sebagaimana dinyatakan oleh Yohanes: “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” (Mar 1:8). Ketika seorang percaya dibaptis dengan Roh Kudus, maka tiga hal terjadi: (1) ia dimeteraikan sebagai anak Allah; (2) ia berada di bawah pimpinan/pengendalian Roh Kudus; dan (3) ia menerima kuasa Roh untuk melayani.

Dengan demikian, baptis adalah tanda penyerahan hidup seseorang kepada Tuhan: (a) untuk bertobat dari dosa-dosanya dan untuk menjalani kehidupan yang baru, yang taat kepada Tuhan; (b) untuk dikendalikan dan dipimpin oleh Roh Kudus, dan (c) untuk melayani Tuhan dan melakukan pekerjaan yang diamanatkan oleh Tuhan kepadanya dengan kekuatan dan kuasa yang berasal dari Roh Kudus.

Views: 10

This entry was posted in Homili. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *