Melayani Tanpa Tawar Hati

Minggu, 12 April 2020

“Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.” (2 Korintus 4:1).

Kamu menerima pelayanan ini karena kasih karunia/anugerah Allah. Bukan karena idemu sendiri, tetapi ini merupakan keingian Tuhan. Kalau kamu diberi pekerjaan atau pelayanan, itu karena Allah mengasihimu.

Kalau kamu memandang pekerjaan itu sebagai idemu sendiri, sebagai beban yang diberikan orang lain kepadamu, sebagai dampat dari keadaan di sekitarmu–kamu bisa menjadi lemah. Tetapi ketika kamu mengingat kembalibahwa: pelayanan itu adalah karena kasih Allah kepadamu, maka kamu tidak akan tawar hati.

“Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” (2 Korintus 4:7)

Pelayanan Tuhan itu berharga, karena mendatangkan berkat dan kehidupan dan kemuliaan yang sangat besar bagi mereka yang menerimanya. Pekerjaan Tuhan, kuasa Tuhan, berkat Tuhan, anugerah Tuhan, kehidupan dari Tuhan, itu semua sangat-sangat besar dan berharga dan mulia.

Tetapi Tuhan menghendaki wadahnya hanya bejana tanah liat, yang rapuh, yang lemah, yang penuh kekurangan dan persoalan. Kamu bukan karena kuat, bukan karena pintar, bukan karena mampu–justru kamu dipilih karena kamu lemah dan tidak mampu; supaya ketika pekerjaan Tuhan itu terjadi, ketika kuasa Tuhan itu dinyatakan, ketika berkat Tuhan itu dilimpahkan–kamu dan semua orang akan melihat bahwa Tuhanlah yang bekerja, Tuhanlah yang mengerjakan, dan bukan kamu.

Dengan demikian kamu melihat anugerah Allah, kasih karunia Allah kepadamu, karena kamu di dalam segala kelemahanmu dan kegagalanmu–dipilih-Nya untuk menjadi bagian dalam pekerjaan-Nya!

Ketika kamu merasa bisa, ketika kamu merasa yakin, ketika kamu merasa sanggup–justru saat itulah kamu tidak bisa dipakai untuk pekerjaan-Nya. Karena kamu akan berpikir bahwa karena kekuatanmu, kesanggupanmum, dan kebisaanmulah pekerjaan itu terlaksana.

“Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.” (2 Korintus 4:8,9).

Sebagai bejana tanah liat, kamu tidak akan bebas dari persoalan: segala macam masalah/kesulititan, keadaan-keadaan yang membuat kehabisan akal, dianiaya diperlakukan dengan tidak baik, dibanting/dihempaskan.
Tetapi, dalam semua keadaan itu kamu tidak perlu terjepit, tidak perlu putus asa, tidak perlu sendirian, tidak perlu binasa! Sebab kamu memiliki Tuhan, sebab sumber kekuatanmu bukan dari dirimu sendiri, tetapi dari Tuhan.

Views: 10

This entry was posted in Rekoleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *