Yakobus 2:1-13
Yakobus mengajarkan bagaimana mengimplementasikan iman di dalam tuindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara hidup yang dikritiknya adalah: perilaku memandang muka di antara jemaat–di mana jemaat menghormati orang yang kaya, tapi menghina/meremehkan orang yang miskin. Perilaku yang dianggap manusiawi atau lazim di dunia itu dinilai merupakan sebuah dosa serius di hadapan Tuhan.
Tegoran kepada jemaat: jangan memandang muka atau jangan membeda-bedakan sikap/ kasih kepada orang lain berdasar status sosial ekonominya; jangan membedakan sikap/perlakukan kepada orang lain berdasar kekayaannya (ayat 1). Agaknya di dalam jemaat ada perilaku demikian: memberi penghormatan kepada jemaat yang kaya, tapi menyepelekan atau merendahkan jemaat yang miskin (ayat 2-3).
Yakobus dengan tegas menyatakan bahwa sikap seperti itu merupakan bentuk penghakiman atau penilaian atas orang lain berdasar cara berpikir yang jahat (ayat 4). Keras sekali tegoran Yakobus: membeda-bedakan orang adalah sebuah kejahatan. Yang kedua, Yakobus mengingatkan jemaat bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang, justru Allah membela orang miskin (ayat 5)–maka tindakan menghina orang miskin sama dengan tindakan menghujat Allah, sebab itu bertentangan dengan sifat-Nya (ayat 6-7).
Ketiga, Yakobus mengingatkan jemaat akan hukum yang paling utama: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri“–tindakan membeda-bedakan orang bertentangan dengan hukum Tuhan ini (ayat 8). Yakobus mengingatkan bahwa, ketaatan yang berkenan kepada Tuhan itu adalah yang komprehensif–tidak hanya taat pada satu hukum, tapi mengabaikan hukum yang lain (ayat 8-13). Tindakan membeda-bedakan orang adalah pelanggaran hukum, dan demikian itu adalah dosa yang akan mendatangkan penghakiman.
Penerapan:
(1) Mengakui bahwa saya membeda-bedakna orang–terutama mahasiswa–berdasarkan sikap dan kompetensi mereka. Saya lebih ramah kepada orang-orang tertentu, tetapi bersikap keras atau agresif kepada yang lain. Saya mengakui ini sebagai dosa–sebab saya tidak mengasihi orang lain dengan benar.
(2) Belajar untuk bersikap ramah dan helpful dan murah hati kepada semua mahasiswa–terutama ketika mereka melakukan konsultasi.
Views: 17