TUHAN Bekerja Dengan Tuntas

Ester 8:1-8

Tuhan menyelesaikan setiap masalah anak-Nya satu demi satu. Tuhan tidak pernah bekerja setengah-setengah atau berhenti di tengah jalan. “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Fil. 1:6). Sekalipun kadang tidak instan dan memerlukan waktu, tetapi pekerjaan Tuhan itu akan selesai, tuntas, dan sempurna. Yang diperlukan adalah ketekunan dan kesabaran anak-anak Tuhan untuk terus berseru-seru dan mengikuti pimpinan-Nya.

Sebagai kelanjutan keputusan menghukum mati Haman, raja mengaruniakan harta milik Haman yang sangat banyak itu kepada Ratu Ester. Haman yang hendak merampas harta umat TUHAN, sekarang berbalik hartanya dirampas TUHAN untuk umat-Nya. Karena raja sudah diberitahu hubungan Ester dengan Mordekhai, maka raja mengangkat Mordekhai ke jabatan tertinggi, menggantikan Haman. Mordekhai lalu diangkat Ester untuk menguasai segala harta Haman, termasuk rumah di mana di halamannya ada tiang yang pernah dibuat Haman untuk menggantung Mordekhai (ayat 1-2). TUHAN berkuasa memutar balikkan keadaan dan rancangan manusia–hanya kehendak-Nya yang terjadi.

Tapi masih ada masalah yang belum selesai. Undang-undang untuk membasmi orang Yahudi sudah terlanjut dikeluarkan, dan tidak bisa ditarik kembali. Dengan undang-undang itu, orang Yahudi di seluruh kerajaan tidak bisa melakukan perlawanan; sebab itu berarti berontak kepada raja. Ester memohon kasih karunia raja agar membatalkan atau menarik surat perintah raja itu (ayat 3-6). Posisi raja sangat sulit, kalau dia menarik surat tu, maka itu berarti raja menjilat ludahnya sendiri, dan sekaligus melanggar undang-undang kerajaan.

Agaknya raja juga tidak tahu harus berbuat apa–karena memang selama ini ia sangat mengandalkan para penasihatnya dalam mengambil keputusan. Maka, raja berkata kepada Eser dan Mordekhai agar memikirkan dan membuat surat lagi, apapun isinya terserah mereka, yang dipandang baik tentang orang Yahudi. Raja akan menyetujui apapun yang ditulis dalam surat itu! Ester dan Mordekhai diberi cek kosong untuk diisi sesuka hati mereka–ini pemberian kekuasaan yang sangat besar (ayat 7-8).

Nampak bahwa raja Ahasyweros–yang kekuasaannya meliputi 120 daerah dari India sampai Etiopia–sebenarnya seorang pemimpin yang lemah: tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan untuk mengambil keputusan yang baik. Ia sangat tergantung kepada para penasehatnya, ia mudah memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada orang lain, dan ia cenderung tidak mau bertanggung jawab ketika ada masalah muncul karena keputusan yang dibuatnya. Tapi, kelemahan rajaini dipakai TUHAN untuk menjalankan rencana-Nya demi kebaikan uamt-Nya.

Betapa kontras dengan TUHAN! TUHAN adalah Raja dan Penguasa yang sesunggunnya. Ia Mahakuasa, Ia Mahatahu, Ia Mahabijaksana, Ia Mahaadil, Ia Mahakudus. Ia tidak pernah memerlukan bantuan siapapun untuk mengambil keputusan: “… siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” (Rom. 11:34). TUHAN yang tidak pernah salah, sehingga harus menarik keputusan-Nya. Semua keputusan TUHAN itu sempurna dan pasti akan terlaksana: “… demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yes. 55:11).

Penerapan:
(1) Memuji Tuhan untuk Ke-Raja-an-Nya (His Kingship, His Govern). Tuhan adalah Raja yang Sempurna. Terpujilah Tuhan!
(2) Memohon hikmat terkait aturan-aturan yang menghambat–memohn karunia agar bisa dibuat aturan baru untuk mengatasi hambatan yang ada.

Views: 27

This entry was posted in Ester, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *