Pikiran Allah, Pikiran Manusia

Matius 16:21-27

“Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat. 16:23). Kata “memikirkan” diterjemahkan dari phroneo yang bermakna: to think, have a mindset, be minded; the activity represented by this world involves the will, affections, and conscience.

Apa yang dipikirkan Allah adalah: mengikut Kristus itu harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Kristus; menyelamatkan nyawa itu syaratnya kehilangan nyawa karena Kristus. Mengapa? Karena Kristus akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya (Mat. 16:24-27).

Apa yang dipikirkan manusia adalah: memperoleh kemuliaan pribadi, mengejar keinginan sendiri. Menghindari penderitaan, tidak bersedia untuk mengalami kesulitan atau berkorban demi Kristus. Mengikuti cara hidupnya sendiri.

Orientasi hidup saya adalah: kenyamanan hidup, kepentingan, dan keinginan saya sendiri. Bukan melayani orang lain, bukan mengalah dan berkorban bagi orang lain, bukan menderita demi Kristus. Kata-kata yang selalu muncul dalam pikiran: “Sak-sakku, caraku, waktuku, sak sempatku, seleraku, menurutku, …”, dan bukannya: “Ini kehendak Tuhan, ini cara Tuhan, ini waktu Tuhan, ini bagi Tuhan…”

Saya memerlukan perubahan hati. Agar saya memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah, agar saya menyangkal diri karena Kristus, memikul salib demi Kristus, dan mengikuti Kristus.

Views: 7

This entry was posted in Refleksi. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *