Tuhan Sumber Semua Hal-hal Yang Baik

Ester 2:5-11

Mordekhai adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin. Kakek buyutnya, Kish, merupakan salah satu orang yang turut dibuang ke Babel oleh Nebukadnezar (ayat 5-6), jadi Mordekhai adalah generasi keempat orang Yahudi yang hidup dalam pembuangan. Mordekhai memiliki posisi yang baik di Persia, sebab ia bekerja sebagai pegawai istana; ia duduk di pintu gerbang Raja (ayat 19).

Mordekhai memiliki sepupu perempuan bernama Hadasa atau Ester, yang usianya jauh lebih muda darinya. Karena orangtua Ester sudah meninggal, maka Mordhekai mengadopsi Ester sebagai anaknya. Ester adalah seorang perempuan yang cantik wajahnya dan elok tubuhnya (ayat 7). Ketika mengadopsi Ester, pasti tidak pernah terbayang di benak Mordekhai bahwa keputusan itu akan memiliki efek yang sangat besar atas bangsanya.

TUHAN memakai perkara biasa untuk mengerjakan sesuatu yang luar biasa. Serahkanlah segala perkara yang telah terjadi–sesederhana dan sebiasa apapun–kepada kedaulatan TUHAN; daripada cuma penyesalan yang tak ada habisnya, lebih baik diserahkan kepada TUHAN.

Setelah perintah pencarian ratu diundangkan, Ester–karena kecantikannya–termasuk dipiliah menjadi salah satu calon. Ia dibawa ke Balai Perempuan di bawah supervisi Hegai. Melihat Ester, Hegai bangkit kasih-sayangnya, sehingga ia menempatkan Ester di bagian yang terbaik dalam Balai Perempuan; dilayani oleh 7 orang dayang-dayang terpilih (ayat 8-9). Karunia TUHAN kepada Ester, yaitu wajah dan tubuh yang elok–mestinya ditambah sikap yang sopan, membuka pintu peluang yang tidak bisa didapat oleh orang lain.

Fisik dan psikologi seseorang adalah karunia TUHAN di dalam kedaulatan-Nya; maka jangan iri kepada orang lain yang lebih baik, sebaliknya juga jangan meremehkan apa yang TUHAN berikan kepadamu. Hargai dan apresiasi pemberian TUHAN kepadamu: fisik, mental, kepandaian, talenta, dan peluang atau kesempatan yang diberikan, yang mungkin melebihi orang-orang lain. Karena itu adalah karunia TUHAN, maka tidak layak kalau seseorang merasa hebat dan menjadi sombong karenanya. Justru mestinya membuat dia tersungkur di hadapan TUHAN, karena menyadari itu semua adalah karena anugerah TUHAN.

Selama masa pingitan di Bapai Perempuan, Mordekhai setiap hari berjalan-jalan di depan pelatarannya–ini menunjukkan bahwa Mordekhai adalah pegawai istana, sebab bisa leluasa berada di lingkungan Bapai Perempuan yang biasanya merupakan tempat tertutup bagi orang–apalagi laki-laki. Mordekhai terus mengawasi dan memonitor apa bagaimana keadaan Ester; berarti Mordekhai punya akses informasi kepada para pegawai di Balai Perempuan–ini menunjukkan posisi Mordekhai yang cukup penting di istana (ayat 11).

Kalau memiliki posisi dan akses, gunakanlah itu untuk kebaikan dan kesejahteraan orang lain. Itu juga merupakan anugerah TUHAN; yang harus dihargai dan sidyukuri. Tidak hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi gunakanlah itu untuk membantu orang lain. Seperti nasihat Pak Soedihardjo: “Kalau itu ada dalam kekuasaan saya, dan tidak melanggar hukum atau etika, mengapa tidak?”. The power that is given to you is to serve God and others.

Mordekhai melarang Ester untuk memberitahukan bahwa dia seorang Yahudi (ayat 10). Ini adalah salah satu sikap/tindakan yang mencerminkan bahwa mereka tidak hidup menurut Hukum TUHAN. Daftar pelanggaran Hukum TUHAN yang dilakukan Ester dan Mordekhai: (1) berdusta tentang asal-usulnya; (2) akan menikah dengan orang kafir; (3) berhubungan seks dengan orang yang bukan suaminya.

Fakta bahwa TUHAN bisa memakai orang-orang berdosa untuk mengerjakan rencana-Nya. Bukan menjadi alasan untuk sengaja berbuat dosa atau menyetujui dosa; tetapi sebagai kesadaran bahwa kedaulatan TUHAN itu melampaui segala sesuatu. Sehingga tidak begitu saja mudahnya untuk menghakimi orang lain atau diri sendiri–seolah TUHAN tidak bisa melakukan apa-apa ketika seseorang jatuh dalam dosa.

Penerapan:
Bersyukur untuk apa yang Tuhan sudah anugerahkan kepada saya: fisik, talenta, temperamen, harta milik, pekerjaan, posisi/kekuasaan. Menggunakan anugerah Tuhan itu untuk melayani Dia dan untuk melayani orang lain; menyelesaikan masalha dan membantu orang lain yang membutuhkan.

Views: 41

This entry was posted in Ester, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *