Antara Masalah Domestik dan Publik

Ester 1:13-22

Masalah pribadi atau domestik bisa menjadi masalah publik ketika yang bermasalah itu adalah seorang penguasa–kehidupan seorang pemimpin itu punya potensi untuk berdampak pada semua yang ada di bawah kepemimpinannya. Ketika seorang pemimpin itu korup, ia bisa membuat regulasi yang korup, yang meracuni semua orang dan tatanan yang ada di bawah kekuasaannya.

Dalam keadaan marah, Ahasyweros memanggil orang arif-bijaksana yang ahli dalam undang-undang dan hukum. Ada 7 orang pembesar yang paling dekat dengan raja, yang paling dipercaya, yang “boleh memandang wajah raja“–menunjukkan relasi yang dekat (ayat 13-14). Ahasyweros bertanya apa yang harus dilakukan atas ratu Wasti karena tidak melakukan titah raja (ayat 15).

Dia hanya memandang satu sisi saja: ketidaktaatan Wasti, dan tidak memikirkan apakah titahnya itu bermasalah atau tidak. Ciri penguasa egois: fokus pada kekuasaannya yang harus ditunduki semua orang, dan tidak mau berpikir apakah kemauan atau kehendaknya itu benar/pantas karena dikeluarkan dalam kondisi normal dan logis–mengingat perintah itu dikeluarkan ketika dia sedang mabuk anggur (ayat 10).

Para ahli undang-undang dan hukum memberi pendapat yang mengekskalasi masalah. Apa yang semua urusan pribadi, yaitu relasi suami-istri, sekarang meluas menjadi urusan seluruh kerajaan. Mereka melihat implikasi dari pembangkangan Wasti: semua perempuan di kerajaan akan bisa membangkang kepada suaminya, sehingga membuat konflik di dalam kehidupan mereka. Dan itu juga berarti rakyat akan menilai bahwa raja ternyata tidak berkuasa mutlak, karena perintahnya bisa dibantah (ayat 16-19).

Karena itu, mereka menyarankan agar dibuat undang-undang baru yang isinya: (1) kedudukan ratu Wasti dicopot dan raja akan mencari penggantinya–ratu yang lebih baik dari Wasti; (2) aturan untuk seluruh kerajaan bahwa setiap laki-laki harus menjadi kepala dalam rumah tangganya. Tujuan aturan ini: agar rakyat melihat betapa berkuasanya Ahasyweros dan agar semua perempuan memberi hormat kepada suami mereka (ayat 20-22).

Penerapan:
(1) Berhati-hati untuk memilahkan antara masalah pribadi/domestik dengan masalah publik yang menyangkut banyak orang. Jagai agar persoalan pribadi atau rumah tangga tidak meluas menjadi masalah publik di lembaga tempat bekerja.
(2) Sebagai seorang pemimpin, sungguh-sungguh menjaga hidup pribadi dan keluarga yang taat kepada Tuhan, karena apa yang terjadi di sana bisa punya dampak luas kepada lingkungan masyarakat dan pekerjaan.

Views: 19

This entry was posted in Ester, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *