Bahaya Kemabukan

Ester 1:10-12

Kemabukan membawa orang kepada keputusan yang salah, karena ketika orang mabuk–mabuk apapun–ia kehilangan pengendalian dirinya: hawa nafsu kedagingan yang akan muncul dan mencengkeram, membuat tidak bisa berpikir jernih, membuat lupa kepada prinsip-prinsip rohani. Kemabukan membawa orang kepada perbudakan dibawah hawa nafsu kedagingan yang selalu bertentangan dengan keinginan Roh. “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh,” (Efe. 5:18).

Ahasyweros mabuk. Ia mabuk kekuasaan, sehingga ia memamerkan semua kekayaan, kemuliaan, dan kekuasaannya kepada semua pembesar dan rakyat Persia–187 hari lamanya (ayat 1-8). Dan ia mabuk karena minum begitu banyak anggur (ayat 10), dan dalam kondisi mabuk itu, nafsu kedagingannya menjadi-jadi. Ia mau memamerkan harta yang tersimpan. Ia memerintahkan agar Ratu Wasti, istrinya, menghadap raja utuk memamerkan kecantikannya kepada semua orang (ayat 10-11).

Ketika Ratu Wasti menolak perintah itu–apapun alasannya, Ahasyweros berubah drastis emosinya: yang semula gembira, langsung berubah menjadi sangat geram dan berapi-api murkanya (ayat 12). Sekali lagi, kemabukan itu membuat orang tidak stabil dan khilangan pengendalian diri. Emosinya begitu mudah untuk berubah, meledak-ledak tan kontrol sama sekali. Yang berkuasa bukan lagi hikmat dan akal sehat sebagai seorang pemimpin, tetapi sekarang dikuasasi oleh nafsu kemarahan. Dan itu nanti akan berujung kepada keputusan yang berdampak pada seluruh kerajaan.

Bagaimna bisa lepas dari jerat kemabukan? Efesus 5:18 menyatakan agar orang percaya penuh dengan Roh Kudus sebagai antitesis kemabukan. Sebab salah satu buah Roh adalah: pengendalian diri. Tuhan Yesus memanggil murid-murid untuk menyangkal diri (Luk. 9:23), menolak untuk diatur oleh apapun (orang, harta, pekerjaan, dll.) dan hanya menundukkan diri di bawah pengaturan dan otoritas Allah: “… tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Luk. 22:42).

Penerapan:
(1) Memeriksa diri sendiri: apakah ada sesuatu yang memabukkan saya? Apakah saya saat ini sedang mabuk sesuatu? Ada kesenangan yang menguasai saya? Ada kebanggaan atas prestasi yang membuat saya lupa diri? Ada sesuatu yang saat ini diberikan Tuhan kepada saya yang membuat saya begitu fokus kepada sesuatu itu dan melupakan Tuhan yang memberikannya?
(2) Setiap pagi menyerahkan hidup di bawah otorits Tuhan, supaya hari itu saya hanya tunduk kepada kehendak Tuhan, dan bukan mengikuti keinginan/kehendak saya atau orang lain.

Views: 24

This entry was posted in Ester, Perjanjian Lama, Saat Teduh. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *