Ester 1:1-9
Tuhan adalah sumber kehidupan, sumber segala sesuatu. Sudah selayaknya Dia mengerjakan karya yang besar untuk mendemonstrasikan kebesaran, kemuliaan, dan kekuasaan-Nya. Supaya orang melihat, mengalami, dan menyadari Siapa Tuhan, dan sujud menyembah Dia. Tetapi manusia? Ketika segala sesuatu itu berasal dari Tuhan, layakkah manusia memamerkan kekayaan, kemuliaan, dan kekuasaannya kepada orang lain?
Ahasyweros, Raja Persia, menguasai 127 daerah (propinsi) yang terbentang dari Etiopia sampai India. Istananya ada di Benteng Susan (ayat 1-2). Pada tahun ke-3 pemerintahannya, Ahasyweros mengadakan pesta besar dengan mengundang semua pembesar dan pegawainya, termasuk para pemimpin dari 127 daerah kekuasaannya. Pesta itu berlangsung sampai 180 hari (6 bulan) lamanya (ayat 3-4).
Setelah 180 hari pesta untuk pembesar dan pegawai, dilanjutkan 7 hari pesta untuk seluruh warga Benteng Susan, diadakan di pelataran taman istana kerajaan (ayat 5). Ratu Wasti juga mengadakan pesta sendiri bersama para perempuan dalam istana raja (ayat 9).
Tujuan pesta itu: Ahasywers memamerkan kekayaan, kemuliaan, keindahan, kebesaran kerajaannya (ayat 4). Untuk memamerkan itu semua, tempat pesta dihiasi dengan dekorasi yang indah dan mahal. Selain itu hidangan–termasuk anggur yang mahal–disajikan dengan melimpah ruah. Tidak ada pembatasan, semua orang boleh mengkonsumi sesuka hatinya (ayat 6-8).
Melalui pesta itu, Ahasyweros berkata: “Lihat betapa kayanya aku, sehingga bisa membangun istana yang indah, bisa mengadakan pesta besar sampai 6 bulan. Lihat betapa murah hatiku, sehingga mengundang begitu banyak orang untuk makan minum sesuka hati dengan gratis. Lihat betapa berkuasa dan terkenalnya aku, sehingga bisa mendatangkan pembesar-pembesar, orang-orang hebat dari segala penjuru negeri.”
Seharusnya, sikap yang dimiliki seorang yang dikaruniai kekayaan, kejayaan, dan kemuliaan adalah sikap seperti Raja Daud–di puncak kejayaannya: “Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.” (1 Taw. 29:11-12).
Dan ketika bisa melakukan sesuatu yang besar, semestinya ucapan ini yang keluar dari mulutnya: “Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada-Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu.” (1 Taw. 29:14).
Penerapan:
Meminta hati yang terus menyadari dan mengingat bahwa Tuhanlah sumber hidup saya, bahwa tidak ada satupun di dalam hidup saya yang merupakan hasil usaha saya sendiri, tetapi segala sesuatu–terutama keberhasilan, kekayaan, kemuliaan–itu berasal dari Tuhan. Supaya saya tidak pamer dan tidak meninggikan diri di hadapan orang lain.
Views: 17